Profil PT. Indosat, Tbk.
PT Indosat, Tbk didirikan pada tanggal 20 November 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting.
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.
Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock Exchange.
Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Pada bulan Agustus 2002, Indosat memasuki sektor telekomunikasi dalam negeri dengan mendapatkan lisensi untuk menyediakan layanan jaringan tetap lokal di daerah Jakarta dan Surabaya. Indosat mengerahkan sekitar 13.000 baris di daerah-daerah untuk memberikan layanan lokal telepon tetap dan mengumumkan tujuan strategis Indosat untuk menjadi terintegrasi terkemuka jaringan telekomunikasi dan penyedia layanan di Indonesia. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tanggal 20 November 2003, Indosat bergabung dengan Satelindo, Bimagraha dan IM3 dan semua aktiva dan kewajiban anak perusahaan warisan seperti itu ditransfer kepada Indosat pada tanggal tersebut. Sejak memasuki pasar selular Indonesia melalui akuisisi Satelindo, IM3 dan integrasi berikutnya perusahaan tersebut pada tahun 2003, layanan selular telah menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan Indosat.
Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Pada bulan Agustus 2002, Indosat memasuki sektor telekomunikasi dalam negeri dengan mendapatkan lisensi untuk menyediakan layanan jaringan tetap lokal di daerah Jakarta dan Surabaya. Indosat mengerahkan sekitar 13.000 baris di daerah-daerah untuk memberikan layanan lokal telepon tetap dan mengumumkan tujuan strategis Indosat untuk menjadi terintegrasi terkemuka jaringan telekomunikasi dan penyedia layanan di Indonesia. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tanggal 20 November 2003, Indosat bergabung dengan Satelindo, Bimagraha dan IM3 dan semua aktiva dan kewajiban anak perusahaan warisan seperti itu ditransfer kepada Indosat pada tanggal tersebut. Sejak memasuki pasar selular Indonesia melalui akuisisi Satelindo, IM3 dan integrasi berikutnya perusahaan tersebut pada tahun 2003, layanan selular telah menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan Indosat.
Pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia.Pada tahun 2005 nilai emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00.
Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham Indosat sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom. Pada tanggal 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%.
ANALISIS RISIKO SAHAM
Return saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-1. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham makan semakin tinggi return saham yang dihasilkan.
Return saham merupakan tingkat pertumbuhan suatu investasi saham yang diperoleh dari kenaikan/penurunan harga saham pada akhir periode dibandingkan pada awal periode. Berikut cara mengukur tingkat return saham :
Hasil perhitungan harga saham penutupan dari PT. Indosat, Tbk ini dapat diketahui rata-rata dari return sahamnya yaitu sebesar -0.001705 dan standar deviasi sebesar 0.051953. Dari pergerakan saham pada 1 Januari 2010 – 30 Oktober 2011 harga saham PT. Indosat telah mengalami kenaikan dan penurunan. Return saham yang paling tinggi terjadi pada tanggal 14 Januari 2010 yaitu sebesar 0.0792079 dan tingkat return saham yang paling rendah terjadi pada tanggal 31 Oktober 2011 yang sebesar -1.
Rerata saham PT. Indosat, Tbk sebesar -0.001705 ini dapat dikatakan relatif kurang baik karena nilainya menunjukkan hasil yang negatif. Sedangkan standar deviasi untuk saham PT. Indosat, Tbk adalah sebesar 0.051953 atau 5,1953% dan tergolong mempunyai tingkat risiko yang relatif kecil. Standar deviasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko yang dimiliki oleh saham PT Indosat Tbk dalam menjalankan kegiatan bisnisnya di bidang jasa telekomunikasi. Hal itu dikarenakan saham PT. Indosat, Tbk sendiri merupakan salah satu provider yang cukup besar di Indonesia sehingga tingkat investasi yang dihasilkan pun juga cukup besar.
Penurunan harga saham tersebut dikarenakan adanya tekanan jual yang cukup tinggi dan munculnya beberapa masalah hukum, namun kalau semua transaksi sudah dipenuhi dan ada perbaikan-perbaikan manajemen, baru sahamnya kembali naik. Sedangkan beberapa periode terjadi kenaikan saham juga yang diakibatkan banyak peminat atau investor yang ingin membeli saham PT Indosat tersebut.
ANALISIS RISIKO IHSG
Untuk menghitung tingkat return pasar, berikut cara yang digunakan :
Hasil penghitungan IHSG PT. Indosat dapat diketahui rata-rata dari return pasarnya sebesar -0.001246, standar deviasi sebesar 0.049242. Dari pergerakan saham pada 1 Januari 2010 – 30 Oktober 2011 harga saham PT. Indosat telah mengalami kenaikan dan penurunan. Return pasar yang paling tinggi terjadi pada tanggal 25 Mei 2010 yaitu sebesar 0.07265365 dan tingkat return pasar yang paling rendah terjadi pada tanggal 28 Oktober 2011 sebesar -1.
Rerata saham IHSG PT. Indosat, Tbk sebesar -0.001246 ini dapat dikatakan relatif kurang baik karena nilainya menunjukkan hasil yang negatif.
Sedangkan standar deviasi untuk saham PT. Indosat, Tbk adalah sebesar 0.049242 atau 4,9242 % dan tergolong mempunyai tingkat risiko yang relatif kecil. Hal itu dikarenakan saham PT. Indosat, Tbk sendiri merupakan salah satu provider yang cukup besar di Indonesia sehingga tingkat investasi yang dihasilkan pun juga cukup besar.
Saat krisis finansial terjadi, Banyak investor ragu-ragu dalam menanamkan modalnya secara jangka panjang. Terlihat pada harga IHSG yang mengalami fluktuasi yang tidak menentu. Maka banyak investor yang hanya jual beli saham dengan periode yang sangat singkat. Hal ini menyebabkan banyak harga saham yang jatuh.
Adanya penghargaan yang diraih oleh PT indosat memiliki dampak kenaikan harga saham di bursa akibat kepercayaan pasar yang meningkat seiring dengan kepercayaan yang timbul dari masyarakat dalam menggunakan jasa perusahaan dan prestasi yang dapat diraih oleh perusahaan.
Pada bulan Februari perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), melesu karena pelaku pasar melakukan aksi ambil untung, sehingga indeks harga saham gabungan turun, karena faktor positif yang diperkirakan akan muncul tidak terjadi.
Kesimpulan :
Untuk mengukur tingkat resiko pasar dan saham, dapat dilakukan dengan cara menghitung standar deviasi dari return pasar dan return saham. Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh standar deviasi untuk return pasar adalah 0.049242 dan standar deviasi untuk return saham adalah 0.051953. Semakin besar standar deviasi, maka semakin tinggi tingkat resikonya. Saham Indosat cukup beresiko karena standar deviasi nya lebih besar dari standar deviasi return pasar. Pergerakan return pasar dan return saham mengalami fluktuasi. Keadaan pasar yang sedang tidak stabil ini menimbulkan resiko yang cukup besar tehadap pasar modal dan juga saham Indosat.
ANALISIS BETA SAHAM
BETA SAHAM
Untuk membuat analisis regresi linier sederhana dengan variabel dependen (Y) adalah return saham dan variabel independen (X) adalah return pasar.
Y = α + β X
Y = α + β X
Y = return saham
α = intercept
β = koefisien regresi (mewakili nilai Beta)
X = return pasar
Analisis :
Alpha (dalam hal ini berarti intercept) diketahui sebesar 0,001, sedangkan koefisien regresi yang mewakili nilai beta sebesar 0,2776. Dengan persamaan regresi ini, maka kita dapat menghitung variabel dependen (Y) yang merupakan return saham dengan cara memasukkan variabel independen (X) yang merupakan return pasar ke dalam persamaan regresi ini.
Alpha(α) adalah indikator yang menunjukan selisih antara hasil investasi aktual dengan hasil investasi yang diharapkan atau tolak ukurnya(benchmark) untuk level resiko pasar(beta) tertentu. Nilai alpha positif menggambarkan bahwa kinerja portofolio investasi lebih baik daripada perkiraan sebelumnya, sedangkan nilai alpha negatif menunjukan kondisi sebaliknya, portofolio investasi kurang baik dibandingkan dengan tolak ukurnya. Pada hasil perhitungan didapatkan bahwa alpha memiliki nilai yang positif, hal ini menggambarkan kinerja portofolio yang saat ini memiliki investasi yang baik.
Beta yang merupakan suatu ukuran fluktuasi portofolio investasi atau individual instrument investasi dibandingkan dengan pasar (stock market), yang diwakili oleh index. Nilai beta pasar adalah 1, jika beta lebih dari 1 menggambarkan bahwa portofolio investasi lebih fluktuatif dibandingkan dengan pasar atau index. Tingkat fluktuasi ini juga menggambarkan resiko dari portofolio tersebut. Hasil perhitungan nilai beta sebesar 0,2776. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai pasar dari saham Indosat tidak mengikuti pasar atau tidak berfluktuatif.
Hasil perhitungan matematis dengan menggunakan rumus beta ternyata setelah dihitung diperoleh hasil beta saham sebesar 0,2776. Koefisien beta adalah sebesar 0,2776 dengan t hitung sebesar 1,087 dan nilai Sig sebesar 0,000. Nilai t tabel untuk uji ini adalah sebesar 5,657 yang diperoleh dengan alpha 5 % dan df sebesar 447. Jika kita bandingkan nilai t hitung koefisien konstanta dengan t tabel, terlihat bahwa nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel (1,087<5,657)>5,667) dan nilai Sig lebih kecil dari alpha (5%), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ho yang berarti koefisien beta signifikan secara statistik. Sehingga beta signifikan berpengaruh terhadap return saham.
Kesimpulan:
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa beta saham Indosat menggambarkan tingkat resiko saham yang mana lebih rendah dan lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan saham yang mempunyai beta (systematic risk) lebih kecil dari satu (β<1) berarti saham tersebut mempunyai fluktuasi return yang lebih kecil dari pasar secara keseluruhan. Oleh karena itu, saham yang mempunyai beta (systematic risk) lebih kecil dari satu (β<1) biasa disebut sebagai saham lemah atau defensif stock. Saham dengan beta yang lebih kecil dari satu cenderung bergerak lebih lambat dari pergerakan pasar.
Beta saham Indosat yang sebesar 0,2776 atau berati beta saham Indosat < 1 menunjukkan bahwa resiko return saham untuk Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari return pasar (IHSG) sehingga saham Indosat relatif lebih aman untuk dibeli oleh para investor karena resikonya yang lebih kecil dari resiko pasar. Selain itu, beta berpengaruh positif terhadap return saham sebesar 0,2776. Artinya, semakin besar beta maka akan memperbesar return saham Indosat sebesar 27,7 %. Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada perusahaan Indosat. Dengan demikian dalam melakukan investasi akan lebih menguntungkan investor bila menginvestasikan modalnya pada saham Indosat karena Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari resiko pasar (IHSG) dan beta sahamnya mampu meningkatkan return saham sebesar 27,7 %.
Faktor yang mempengaruhi pergerakan return saham dan return pasar:
Berdasarkan analisis yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa harga saham suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal :
Faktor Internal
- Struktur organisasi PT Indosat Tbk.
Rencana PT Indosat Tbk (ISAT) menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dengan agenda pergantian susunan komisaris dan atau direksi, diduga berimbas positif pada pergerakan harga saham perseroan.
- Pencapaian kinerja PT Indosat Tbk.
Kinerja yang baik dapat berpengaruh pada pertumbuhan Indosat sendiri. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi pada Indosat sehingga harga saham pun cenderung stabil.
- Modal PT Indosat Tbk
Modal yang besar dapat berpengaruh meningkatkan harga saham Indosat. Terbukti naiknya harga saham ketika PT Indosat Tbk mencairkan dana pinjaman pada bulan November.
Faktor eksternal
· Persepsi pasar
Persepsi pasar merupakan konsensus pasar sebagai hasil analisis para investor terhadap kinerja emiten saat ini dan peluang bisnis di masa depan yang berpotensi besar dalam pembentukan dan pergerakan harga suatu saham. Sebagai contoh kepercayaan pelaku pasar bahwa Indosat akan bertumbuh sebesar 18 % pada akhir tahun 2010 mengakibatkan kestabilan bahkan kenaikan pergerakan harga saham.
· Tender Offer
Isu tender offer baik yang dilakukan oleh Group Bakrie maupun Qtel dapat mempengaruhi pergerakan harga saham Indosat.
· Kondisi perekonomian dunia
- Penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) mampu memulihkan kondisi pasar saham sehingga berdampak pula pada menguatnya harga saham Indosat.
- Penurunan harga minyak dunia menyebabkan IHSG terus terpuruk di zona merah yang juga berdampak pada penurunan harga saham Indosat.
- Krisis global turut mempengaruhi pergerakan harga saham Indosat yang cenderung turun.
ANALISIS PORTOFOLIO INDOSAT
Anak perusahaan sekarang :
- PT Star One Mitra Telekomunikasi (“SMT”)
Anak perusahaan yang telah dimerger :
- PT Bimagraha Telekomindo (yang juga anak perusahaan Group Bimantara)
Anak perusahaan yang didirikan di luar negri: (tidak dianalisis karena tidak diketahui pangsa pasarnya)
- Indosat Finance Company B. V. (“IFB”)
- Indosat International Finance Company B. V. (“IIFB”)
- Indosat Singapore Pte. Ltd (“ISPL”)
- Indosat Palapa Company B.V. (“IPBV”)
Produk PT Indosat :
- Mentari
- Matrix
· Internet service:
- Broadband 3.5G – BIZZ
- Broadband Satellite-Blitz
- Broadband VDSL
- Bandwidth on Demand
- Broadband on Demand
- Metro Internet
- Broadband UKM
Faktor – faktor yang digunakan untuk menganalisis portofolio bisnis PT Indosat Tbk :
Analisis BCG matriks menggunakan dua faktor untuk menganalisis posisi perusahaan:
(1) market growth atau persentase pertumbuhan pasar.
(2) relative market share atau kekuatan pangsa pasar.
ANALISIS BCG MATRIKS
Klasifikasi :
Perusahaan ini masuk kategori star karena perusahaan ini menguasai pangsa pasar terbesar di sektor banking dan keuangan yakni 70% (www.vivanews.com). Anak perusahaan ini menghasilkan pendapatan yang relatif besar dan pangsa pasar yang relatif kuat, tetapi juga mengkonsumsi uang dalam jumlah besar karena laju pertumbuhan yang tinggi.
Pengembangan produk merupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan pada perusahaan ini. Hal ini dilakukan dengan melakukan penambahan volume kapasitas untuk pelanggan dan menawarkan beberapa layanan khusus untuk meretensi existing customer dan terus melakukan inovasi layanan dan mempertahankan kualitas.
* Indosat M2 :
Klasifikasi :
Perusahaan ini masuk kategori star karena perusahaan ini merupakan penyelenggara jaringan internet terbesar di Indonesia menguasai pangsa pasar sebesar 30%. Strategi merger merupakan strategi yang digunakan pada perusahaan ini untuk memperluas bidang usaha ke B2B e-commerce dan mendapatkan anak perusahaan baru yaitu PT Mediagate Indonesia serta terus berinovasi untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya.
* PT Star One Mitra Telekomunikasi (“SMT”)
Klasifikasi :
Anak perusahaan ini masuk kategori star karena dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi dan berupaya untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan. Anak perusahaan ini merupakan pemimpin pasar di wilayah Joglosemar. Pengembangan produk merupakan strategi yang sedang dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar serta terus memperbaiki penjualan produknya.
*PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo)
Klasifikasi :
Anak perusahaan ini masuk klasifikasi dog, karena posisi internal dan eksternalnya yang lemah, maka akhirnya dilakukan divestasi dan dibubarkan. Ketika sebuah anak perusahaan menjadi dog, penghematan dapat menjadi strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak bisnis yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-besaran. Namun strategi yang dilakukan Indosat adalah dengan dilakukannya akuisisi sehingga sekarang resmi bergabung dengan Indosat dan mulai berkembang dengan baik, dan telah mencapai Question mark.
Klasifikasi:
Anak perusahaan ini termasuk kategori star karena mempunyai pangsa pasar relatif yang tinggi dan menerima investasi yang besar karena daya beli segmen pasarnya tinggi. Dengan pertumbuhan seperti itu, tak heran jika IM3 menempati segmen pasar yag tertinggi khususnya di kalangan anak muda. Menurut strategi yang dijalankan IM3 sekarang maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang tinggi dengan mengeluarkan dana yang rendah dikarenakan fokus pada tujuannya.
*PT Bimagraha Telekomindo (yang juga anak perusahaan Group Bimantara)
Klasifikasi:
Disebut cash cows karena anak perusahaan ini adalah bintang di masa lalu, yang dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. PT Bimagraha sebelumnya menguasai 45 persen saham PT Indosat dan sekarang hanya menguasai 31,5 %. Salah satu cara untuk mempertahankan bisnis ini adalah dengan pembagian kepemilikan saham.
*Mentari
Klasifikasi:
Anak perusahaan ini masuk kategori star karena posisi pasarnya relatif sama dengan IM3 dan memiliki pertumbuhan dan profitabilitas yang tinggi. Selain itu, produk ini juga terus dikembangkan dan perusahaan terus melakukan inovasi dan bekerja sama dengan IM3 untuk menyaingi pangsa pasar provider lain.
*Matrix
Klasifikasi:
Produk Indosat ini memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Indosat harus memutuskan apakah akan melakukan inovasi dengan menjalankan strategi pengembangan pasar atau pengembangan produk.
KESIMPULAN
Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh investor.
Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersubut ketika dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko dengan diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif.
Portofolio bisnis PT Indosat Tbk yang terdiri dari beberapa anak perusahaan tersebut ternyata berpengaruh signifikan terhadap terhadap harga saham Indosat. Ketika PT Aplikanusa Lintasarta sempat kehilangan satu pelanggan kelas kakap yang bernilai ratusan miliar, hal ini berpengaruh terhadap saham PT Indosat yang kemudian turun drastis.
Pada saat IndosatM2 dikategorikan sebagai penyelenggara jaringan internet terbesar di Indonesia, maka banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal pada saham Indosat. Oleh karena itu, naik turunnya kondisi keuangan dan pangsa pasar dari anak perusahaan Indosat akan berimbas terhadap harga saham yang ditawarkan di pasar.
Naik turunnya harga saham cenderung akan diikuti pula oleh perubahan pada kondisi bisnis. Hal itu dikarenakan risiko aset dan tingkat imbal balik hasil untuk portofolio pasar dari risiko aset sangat berpengaruh. Hal ini yang terjadi pada PT Indosat Tbk yaitu ketika penurunan harga minyak dunia menyebabkan IHSG terus terpuruk di zona merah yang juga berdampak pada penurunan harga saham Indosat.
Beta saham Indosat yang sebesar 0,2776 atau berati beta saham Indosat < 1 menunjukkan bahwa resiko return saham untuk Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari return pasar (IHSG) sehingga saham Indosat relatif lebih aman untuk dibeli oleh para investor karena resikonya yang lebih kecil dari resiko pasar. Selain itu, beta berpengaruh positif terhadap return saham sebesar 0,2776. Artinya, semakin besar beta maka akan memperbesar return saham Indosat sebesar 27,7 %.
Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada perusahaan Indosat. Dengan demikian dalam melakukan investasi akan lebih menguntungkan investor bila menginvestasikan modalnya pada saham Indosat karena Indosat memiliki resiko yang lebih kecil dari resiko pasar (IHSG) dan beta sahamnya mampu meningkatkan return saham sebesar 27,7 %.
Kondisi portofolio bisnis PT Indosat Tbk yang terdiri dari beberapa anak perusahaan baik yang berada di Indonesia maupun yang berada di luar negeri serta berbagai produk serta layanan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham harian PT Indosat, karena jika salah satu dari portofolio bisnisnya mengalami penurunan pendapatan, hal itu akan berdampak pada keuntungan yang diperoleh oleh Indosat serta juga akan berpengaruh terhadap minat dari investor dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan saham pada PT Indosat Tbk.
Kondisi lain yang ikut mempengaruhi harga saham PT Indosat Tbk yaitu per tanggal 31 Desember 2010, Pemerintah juga memiliki saham sebanyak 52,47% di Telkom, yang merupakan pesaing di sektor jasa telepon tetap SLI. Persentase kepemilikan saham Pemerintah di Telkom jauh lebih besar dibandingkan di Perusahaan. Jika Pemerintah memberikan prioritas kepada kegiatan usaha Telkom atau Telkomsel daripada Perusahaan, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi usaha, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek PT Indosat Tbk ke depannya.
mbak mau tnya ya, caranya mencari informasi return saham perusahaan indosat itu dimana ya? terima kasih :)
BalasHapus